TAMIANG LAYANG- Kapolres Barito Timur, AKBP Eddy Santoso melalui Kasat Binmas, AKP Asep Mustofa, menyampaikan pesan terkait bahaya Bullying dan dampaknya bagi korban maupun pelaku.
"Bullying merupakan tindakan yang disengaja untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun verbal. Saat ini, kita juga mengenal cyberbullying yang dilakukan melalui media sosial atau internet,” kata AKP Asep Mustofa pada saat bertindak sebagai pembina upacara, di SMPN 1 Tamiang Layang, Senin (10/2/2025).
Ia menekankan, bahwa bullying dapat mengambil berbagai bentuk, mulai dari kekerasan verbal hingga intimidasi fisik, yang semuanya merugikan dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
"Selain merugikan korban secara langsung, Bullying juga menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi semua siswa," ujarnya.
Oleh karena itu, kata AKP Asep, pihak sekolah bersama pemerintah daerah dan kepolisian berkomitmen untuk menindak tegas setiap bentuk perundungan.
"Sanksi akan diberikan sesuai dengan kebijakan sekolah dan hukum yang berlaku, yang bisa berupa teguran, tugas sosial, hingga tindakan disiplin lainnya, tergantung pada tingkat pelanggaran," jelasnya.
Namun sambung AKP Asep, sanksi saja tidak cukup, dan diperlukan kesadaran bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif.
"Oleh sebab itu, siswa, guru, dan staf sekolah diajak untuk berperan aktif dalam mencegah perundungan dengan meningkatkan kesadaran, menjadi pendukung bagi korban, serta membangun hubungan yang lebih empati dan saling menghargai," imbuhnya.
Ia mengatakan, bahwa Bullying tidak dapat dibenarkan dalam norma sosial, agama, maupun hukum. Dampaknya sangat luas, baik bagi korban maupun pelaku.
"Korban bisa mengalami stres, depresi, hingga gangguan kesehatan. Sementara pelaku bisa mendapat sanksi hukum dan sosial, termasuk dikucilkan dari masyarakat serta kesulitan mendapatkan pekerjaan karena memiliki catatan sebagai pelaku perundungan,” tambah AKP Asep Mustofa.
AKP Asep berharap, para siswa dapat menjauhi segala bentuk perundungan dan menciptakan budaya saling membantu di sekolah.
"Di sekolah ini, kita semua setara. Tidak ada yang lebih unggul atau lebih rendah. Kita adalah keluarga yang harus saling membantu. Jika merasa pintar, bantu teman yang kesulitan. Jika memiliki informasi bermanfaat, bagikan kepada yang membutuhkan. Manusia sejatinya harus memberi manfaat, bukan menebar ketakutan,” demikian AKP Asep Mustofa. (iwn/jp).