BANJAR- Gubernur Kalsel, H Muhidin terus memberikan perhatian yang besar terhadap kegiatan keagamaan di daerah, salah satunya melalui peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan di Masjid Bambu KH. Abdul Qadir Hasan Kiram, Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Jum'at (24/1/2025).
Gubernur Kalsel, H Muhidin, melalui Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Kalsel, Fatkhan, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh warga, khususnya para alim ulama, tokoh agama, dan masyarakat Kalimantan Selatan yang terus berupaya menghidupkan kegiatan-kegiatan Islam di Banua.
Gubernur H Muhidin mengajak seluruh umat Islam di Kalsel untuk menjadikan peringatan Isra Mikraj sebagai momen refleksi dalam memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, serta mempererat hubungan dengan Allah SWT.
"Isra Mikraj adalah momentum besar yang mengandung banyak hikmah. Ketaatan pada perintah Allah SWT, kesabaran dalam menghadapi ujian, dan pentingnya menjaga persatuan umat adalah pelajaran yang dapat kita ambil,” ujarnya.
Gubernur Kalsel, H Muhidin juga mengingatkan pentingnya memperkuat silaturahmi antar umat Islam untuk memupuk persaudaraan dan semangat gotong royong dalam membangun Banua yang lebih baik.
"Marilah kita menjaga nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan ajaran Islam sebagai landasan untuk berkontribusi bagi kemajuan Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Dalam tausiyah yang disampaikan oleh KH. Muhammad Wahbi dari Bangil Pasuruan, Jawa Timur, menambah pemahaman mendalam tentang makna Isra’ Mikraj dan pesan-pesan spiritual yang terkandung di dalamnya.
Ia menjelaskan, bagaimana peristiwa Isra Mikraj bukan hanya sebagai perjalanan fisik, tetapi juga sebagai perjalanan spiritual yang penuh dengan hikmah.
Dari Isra Mikraj, umat Islam diajarkan tentang pentingnya kedekatan dengan Allah, serta keutamaan shalat yang merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW di langit.
Dalam tausiyahnya, cucu dari KH. Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari tersebut juga menyampaikan tentang makna keberkahan atau barokah. Ia menjelaskan, bahwa barokah bukan hanya terkait dengan materi atau kekayaan, tetapi juga berkaitan dengan setiap aspek kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT, baik dalam bentuk ilmu, waktu, keluarga, maupun amal perbuatan.
"Barokah adalah anugerah dari Allah SWT yang memberikan nilai lebih, keberkahan yang menjadikan segala sesuatu terasa cukup dan penuh makna. Kehidupan yang penuh dengan barokah akan membawa kebahagiaan dan kedamaian, baik di dunia maupun di akhirat,” ujarnya.
Pesan KH. Muhammad Wahbi menekankan pentingnya berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjaga hubungan baik dengan sesama, serta memanfaatkan waktu dan hidup dengan penuh keberkahan.
"Dengan mengikuti ajaran-ajaran yang terkandung dalam peristiwa Isra’ Mi’raj dan memahami makna barokah, diharapkan umat Islam dapat menjalani hidup dengan penuh syukur dan meraih kebahagiaan yang hakiki,” pesannya.
Sementara itu, dalam laporan Ketua Umum Masjid Bambu Kiram, HA. Fauzan Saleh, menyampaikan rasa syukur atas perhatian yang terus diberikan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
"Alhamdulillah, Pemerintah Provinsi Kalsel terus memberikan perhatian, termasuk dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan Islam di Masjid Bambu ini. Masjid ini juga telah menjadi destinasi wisata religi yang mencerminkan budaya dan karakter masyarakat Banjar,” ungkapnya.
Masjid Bambu Kiram, dengan arsitektur unik yang memadukan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal, kini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga daya tarik wisata yang mampu mendatangkan masyarakat dari luar daerah. Hal ini, menurut Fauzan, merupakan cerminan dari kebersamaan dan semangat religius masyarakat Banjar yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Setelah tausiyah, acara juga dilanjutkan dengan tahlil dan doa bersama yang dihadiri ratusan masyarakat sekitar Karang Intan. (md/iwn/jp).