BANJARMASIN- Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, Rusdi Hartono, menghadiri Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) II DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi Kalsel, Kamis (15/8) di Hotel Galaxy Banjarmasin.
Mukerda dihadiri Sekjen DPP Organda, Ateng Aryono, juga unsur TNI dan Polri, KSOP Banjarmasin, APBI, PT Pelindo, Kojatas, dan pejabat terkait serta mitra kerja lainnya.
Pada kesempatan itu, Paman Birin mengajak jajaran Organda untuk terus meningkatkan sinergi dengan pemerintahan daerah serta berbagai pihak terkait lainnya. Karena hanya dengan kerjasama yang baik, segala rintangan dan masalah dapat diatasi, dan menjadikan sektor transportasi darat sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi di Kalsel.
Diharapkan, kegiatan ini menjadi momentum yang baik untuk terus menjaga eksistensi organda sebagai sebuah organisasi.
Selanjutnya Paman Birin juga berharap, melalui Mukerda II Organda Kalsel ini, tercetus keputusan-keputusan yang bijaksana untuk menyikapi segala permasalahan dan tantangan yang dihadapi.
Organda ujarnya, memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di daerah.
Di tengah tantangan dan dinamika global saat ini, perlu memutuskan kebijakan dan strategi yang ada inovatif dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa sektor transportasi darat di Kalsel dapat terus berkembang dan berdaya saing.
Sementara itu, Ketua Organda Kalsel, Edi Sucipto menyebutkan, perpindahan ibukota negara dari DKI Jakarta ke IKN di Kalimantan Timur, akan berimbas pada perekonomian di Kalsel yang berada di posisi pintu masuk atau gerbang.
Itu sebabnya, Organda dalam Mukerda ini, mengangkat tema “Organda Kalsel Siap Berkolaborasi dengan Pemerintah menuju Nusantara Baru Indonesia Maju”.
Organda Kalsel ujar Edi, kian waktu makin harmonis, baik dengan pemerintah daerah maupun mitra kerja lainnya.
Di tempat yang sama, Ateng Aryono dalam sambutannya, menyoroti masalah kecelakaan di jalan umum yang masih sering terjadi, dan masalah ini tentunya melibatkan pelaku usaha yang tergabung dalam Organda.
Kemudian, masalah inefisiensi, polusi udara dan aspek biaya tinggi juga jadi perhatian pihaknya dan perlu mitigasi dan solusi. (sal/mah/jp).