TAMIANG LAYANG- Mantan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Kabupaten Barito Timur sekaligus Bakal Calon Wakil Bupati Barito Timur, Riza Rahmadi, mengunjungi petani Kakao di Desa Pangakan, Kecamatan Paku, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah.
"Alhamdulilah petani kini menikmati hasil dari tanaman kakao yang dikembangkan sejak 5 tahun lalu," kata Riza Rahmadi usai mengunjungi petani kakao yang tergabung dalam Kelompok Tani Suka Maju di Desa Pangkan, Sabtu (11/5).
Pada kesempatan itu, Riza Rahmadi juga menyaksikan para petani menerima pelatihan pembuatan ekoenzim (Eco Enzyme).
Ekoenzim adalah hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan yang mempunyai banyak manfaat untuk alam dan manusia. Dalam pertanian ekoenzim dapat bermanfaat sebagai herbisida, pestisida maupun alami.
"Hari ini saya mengunjungi Kelompok Tani Suka Maju di Desa Pangkan yang pernah kita lakukan pengembangan Kakao dari tahun 2019 lalu waktu saya jadi kepala dinas pertanian," ujar Riza Rahmadi.
"Kita patut bersyukur karena bibit kakao yang telah dibagikan saat itu berada di petani yang tepat sehingga sekarang berkembang dengan sangat baik," tambah Riza Rahmadi.
"Kita lihat sudah menghasilkan bagi para petani, mereka pun ikut merasakan kenaikan harga kakao dunia saat ini yang cukup tinggi," lanjut Riza Rahmadi.
Untuk itu, untuk meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen kakao, Riza Rahmadi berharap, petani mulai menggunakan bahan-bahan organik pupuk maupun pestisida.
"Berkaca kepada beberapa daerah yang terlalu berlebihan menggunakan pupuk anorganik seperti pertanaman buah apel di Malang membuat tanah menjadi keras dan tanaman sulit berkembang," tuturnya.
Riza Rahmadi menambahkan, tanaman buah maupun kakao di beberapa daerah juga mengalami penurunan produksi akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
"Kita berharap petani dapat menindaklanjuti apa yang kita sampaikan agar ke depan kakao dunia datangnya dari Barito Timur," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Suka Maju, Mardani mengatakan, bahwa saat ini petani di kelompoknya turut menikmati malam melambung yang harga kakao dunia
"Dengan melambungnya harga kakao saat ini, petani kakao di Desa Pangkan juga semakin antusias untuk merawat tanamannya, tapi saya sampaikan ke petani agar tidak berfokus kepada kenaikan harga tetapi bagaimana merawat tanaman agar menghasilkan keuntungan jangka panjang," tuturnya.
Mardani mengungkapkan, saat ini biji kakao kering dengan kualitas paling rendah dihargai Rp70 ribu per kilogram. Sedangkan biji kakao yang telah difermentasi dengan baik mencapai harga Rp120 ribu per kilogram.
"Kami sekarang punya pembeli potensial dari Bali dan pihaknya meminta biji Kakao dari hasil pertanian organik," ungkapnya. (zi/jp).