PALANGKA RAYA- Plt. Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, Ady Fradita membantah terkait tudingan malpraktek medik di RS setempat. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh RS Doris Sylvanus sudah sesuai prosedur.
"Apa yang dilakukan oleh tenaga medis kami sudah sesuai dengana prosedur yang berlaku. Sebelum dilakukan tindakan oleh dokter kami, sudah dilakukan komunikasi dan edukasi kepada orangtua pasien, dan itu disetujui oleh orangtua pasien," kata Ady Fradita, di loby RSUD Doris Sylvanus, Rabu (20/3).
Sebelumnya, Afner Juliwarno dan Meiske Anggelina menuding bayinya meninggal dunia pada Jumat, 26 Januari 2024 akibat malpraktek medik oleh tenaga medis RS Doris Sylvanus.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Medik RS Doris Sylvanus, dr Anto mengatakan, bayi dari Afner dan Meiske, lahir pada 9 Januari 2024 di RS Sakit berbeda, bukan RS Doris Sylvanus Palangka Raya.
"Pada tanggal 12 Januari 2024, pasien dirujuk ke Ruma Sakit Doris atas indikasi kembung dan muntah, kemudian dilakukan pemeriksaan yang diperlukan dan penanganan awal. Ditemukan keadaan bertambah kembung mengarah kegawatan," terang dr Anto kepada awak media.
Kemudian, diputuskan untuk dilakukan bedah dengan tujuan life saving. Setelah penjelasn dokter kepada keluarga pasien, keluarga memberi persetujuan operasi pada 16 Januari 2024 atas indikasi sumbatan usus.
"Pada saat operasi ditemukan atresia ileum atau kegagalan pembentukan usus halus. Dokter memutuskan untuk melajutkan operasi guna menjaga kondisi pasien selama operasi," ulasnya.
Setelah operasi, pasien dirawat di ruangan yang sesuai dengan kondisinya. Pasien tetap dilakukan obsevasi, pemeriksaan perawatan dan kerapian sesuai dengan kondisinya setelah operasi.
Pada tanggal 25 Januari 2024, terjadi penurunan kondisi 9 hari pasca operasi, pasien mengalami gagal nafas dan pada hari ke 9 tersebut diputuskan pasien dimasukan ke ruang ICU dan dipasang ventilator.
"Kemudian dilakukan penanganan kegawatan oleh dokter perawat yang bertugas, namun kondisi pasien tetap menurun, dan pada tanggal 26 Januari 2024," tutup dr Anto. (emca/jp).