TAMIANG LAYANG- Fenomena Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Barito Timur terus meningkat. Hingga saat ini, Dinas Kesehatan setempat mencatat sebanyak 41 kasus temuan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti hampir merata di sepuluh kecamatan .
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bartim, dr Jimmi WS Hutagalung menyebutkan, sejak awal tahun sampai saat ini juga terdapat dua orang meninggal dunia dengan diagnosa positif DBD.
"Dari 41 kasus DBD terbanyak di Kecamatan Paju Epat sebanyak 13 kasus. Sementara sampai hari ini dengan nol kasus di Kecamatan Dusun Tengah dan Patangkep Tutui," tutur dr Jimmi WS Hutagalung, Kamis (18/1).
Menurutnya, penanganan DBD diperlukan peran semua pihak untuk memutus mata rantai penularan. Virus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti itu tidak bisa selesai dengan hanya dilakukan penyemprotan atau fogging.
"Fogging itu racun dan hanya membunuh nyamuk dewasa, harus ada upaya terutama menerapkan 5M yaitu, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga," terang dr Jimmi WS Hutagalung.
Hingga saat ini, Barito Timur juga masih dengan status KLB DBD. Perpanjangan status KLB dikeluarkan sejak tanggal 5 Januari 2024 sampai empat pekan ke depan.
"KLB DBD akan terus diperpanjang sampai kasus nol dan empat minggu setelah kasus tidak ada lagi, baru di cabut," tegas dr Jimmi WS Hutagalung. (zi/jp).