TAMIANG LAYANG- Pemerintah Desa Jaar, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur serius mencegah stunting. Desa Jaar yang dinahkodai Sugiyanto melaksanakan pelatihan pengolahan makanan tambahan berbasis pangan lokal. Kegiatan yang diikuti oleh Kader Posyandu ini dilaksanakan di Kantor Desa Jaar, Selasa (24/10).
Pelatihan pengolahan makanan tambahan berbasis pangan lokal ini dibuka langsung oleh Camat Dusun Timur, Nina Marissa, S.STP. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Tata Usaha Puskesmas Edison Jaar, Arydeni, Amd. Kep, Ketua BPD Desa Jaar dan tamu undangan.
Kepala Desa Jaar, Sugiyanto menjelaskan, pelaksanaan pelatihan pengolahan makanan tambahan berbasis pangan lokal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu di Desa Jaar, dalam rangka penyelenggaraan program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita yang mengalami gizi kurang, berat badan kurang, serta balita yang berat badannya tidak naik.
"Selain itu, pelatihan ini juga mencakup PMT bagi ibu hamil berisiko atau yang telah mengalami kekurangan energi kronik," ungkapnya.
Dikatakan Sugiyanto, pelatihan ini fokus pada pengolahan makanan tambahan berbasis pangan lokal. Dengan harapan dapat membantu ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan balita yang mengalami gizi kurang untuk mendapatkan asupan gizi yang optimal.
"Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader yang terlibat dalam program Posyandu balita, Kader Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di Desa Jaar," terang Kades Jaar.
Kades Jaar juga berharap, peserta diharapkan dapat memahami pentingnya nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan balita serta ibu hamil.
"Mereka diajari bagaimana mengenali kondisi gizi yang kurang dan berpotensi mengancam Kesehatan," jelasnya.
Sementara itu, narsumber pelatihan pengolahan makanan tambahan berbasis pangan lokal, Ladi, AMG menjelaskan, pada pelatihan tersebut kader diberikan keterampilan dalam mengolah makanan tambahan berbasis pangan lokal yang memenuhi kebutuhan gizi balita dan ibu hamil, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih baik dalam program PMT.
"Peserta pelatihan juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pelaksanaan program PMT, termasuk identifikasi balita dan ibu hamil yang membutuhkan program ini, serta cara memberikan dukungan yang efektif kepada mereka,” terang Ladi.
Wanita yang menjabat sebagai Nutrisionis Penyelia di Puskesmas Desa Jaar ini juga mengatakan, bahwa kader posyandu juga diajari bagaimana mengidentifikasi dan memanfaatkan pangan lokal yang kaya akan nutrisi.
"Sehingga mereka dapat mendukung kemandirian pangan masyarakat Desa Jaar," tandasnya. (zi/jp).