PURUK CAHU - Bupati Perdie M.Yoseph secara resmi menandatangani batu prasasti tanda diresmikannya Lopo Betang Perdie M. Yoseph, Jumat (15/9) sore, di kawasan budaya Lopo Betang, depan jalan pintu gerbang Kota Puruk Cahu, tepatnya di dalam Komplek Bumi Perkemahan (Buper), Jalan Negara Puruk Cahu- Muara Teweh.
Bupati Perdie menyampaikan, pembangunan lopo betang di Puruk Cahu yang memiliki makna ‘lopo’ (rumah) betang di Kabupaten Murung Raya sebagai upaya pelestarian budaya.
"Upaya pelestarian bangunan budaya harus terus ditingkatkan, sehingga ke depan generasi muda sebagai penerus tetap mengenal serta mencintai situs-situs budaya yang daerah miliki," ucap Bupati Perdie.
Menurutnya, membangun berarti sebagai upaya pelestarian. Untuk itu, falsafah Lopo Betang yang dimiliki jangan hanya menjadi cerita ataupun generasi selanjutnya hanya dapat melihat dari literatur saja.
“Sementara fisiknya sudah punah, karena kurangnya perhatian terhadap pelestarian,” jelas Bupati.
Ia juga mengajak, semua pihak lebih peduli dan mengenal sejarah maupun budaya yang daerah miliki.
"Dengan tujuan agar tidak hilang tergerus perkembangan zaman maupun arus globalisasi," ujar Bupati Perdie.
Ia juga mendorong secara khusus generasi muda untuk mengenal tentang budaya dan lainnya sejak dini.
"Sehingga tumbuh rasa memiliki yang kuat hingga dapat meneruskan tongkat estafet ke generasi berikutnya," ujar Perdie lagi.
Bupati juga menjelaskan, bahwa satu bangunan Lopo Betang menggunakan konstruksi kayu sesuai dengan konstruksi asli rumah betang.
"Sedangkan satunya lagi dibangun dengan konstruksi beton dengan konsep rumah betang modern," jelas Bupati.
Hal senada juga di sampaikan Anggota DPR RI, Willy M. Yoseph. Menurutnya, secara manfaat yang diberikan bahwa dengan adanya Lopo Betang ini nantinya akan menjadi warna tersendiri bagi daerah.
"Dan nantinya Lopo Betang ini akan menjadi pusat kebudayaan dan meningkatkan identitas budaya Suku Dayak di Murung Raya,” ujar Willy.
Willy juga menjelaskan, bahwa pembangunan Lopo Betang itu bertujuan untuk menata dan memaksimalkan tata Kota Puruk Cahu yang terus dilakukan oleh Pemkab Mura dan lokasinya sendiri dianggap cukup strategis yang berada di kawasan pintu gerbang ketika memasuki Kota Puruk Cahu.
"Pada lahan pembangunan Lopo Betang itu nantinya juga akan dilakukan beberapa pembangunan, sehingga nantinya benar-benar menjadi sentral kebudayaan bahkan wisata terutama dalam memperkenalkan situs budaya Murung Raya melalui Lopo Betang yang akan menjadi terbesar di Kalimantan Tengah (Kalteng) ini nantinya,” demikian Willy. (maya/jp).