BANJAR- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melanda kawasan wisata Tahura Sultan Adam, Senin (4/9). Kebakaran terletak di Bukit Besar Desa Mandiangin, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan tersebut terbakar sejak sekitar pukul 11.00 siang.
Pemadaman dilakukan tim gabungan baik dari Brigdalkarhutla Dishut dan Tahura, Polhut, TKPH, Karyawan Dishut dan Satgas Tahura Sultan Adam, BPBD Kalsel dan kab/kota, Manggala Agni, Damkar, serta melibatkan pula seluruh MPA (masyarakat peduli api) di bawah naungan Tahura SA dan dukungan suplai air dari beberapa mobil tanki milik Dinas PU dan Dinas LH, selain juga mobil tanki milik Dinas Kehutanan, Tahura SA dan Balai Perbenihan Tanaman Hutan.
Pemadaman terkendala angin yang sangat kencang dan sumber air yang jauh dari titik api, bahkan harus dibantu dengan mengerahkan berupa dua heli water boombing milik BNPB dan satgas darat. Api berhasil dipadamkan pada pukul 21.00 Wita waktu setempat.
Kadishut Kalsel, Hj Fathimatuzzahra mengatakan, belum bisa dipastikan berapa hektar kawasan Tahura Sultan Adam hangus dilalap api, namun evaluasi langsung dilakukan oleh jajaran pejabat Dishut dan Tahura.
"Akibat kejadian Karhutla tersebut, kami langsung melakukan evaluasi bersama jajaran pejabat Dishut dan Tahura, mengenai langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya, namun untuk kawasan wisata Tahura Sultan Adam Mandiangin sementara ditutup bagi pengunjung hingga waktu tak ditentukan, dan untungnya kejadian Karhutla tersebut tak sampai membakar fasilitas wisata yang ada di kawasan Tahura Sultan Adam," ungkap wanita yang akrab disapa Aya tersebut.
Ia juga menambahkan, walau pun kawasan Tahura ditutup, namun patroli di kawasan tersebut tetap ditingkatkan guna kewaspadaan akan bahaya kebakaran, dan penutupan ini untuk mengantisipasi puncak musim kemarau serta untuk mencegah terjadinya kebakaran lagi akibat kelalaian serta menghindari korban jika terjadi kembali peristiwa seperti ini.
"Patroli di daerah rawan atau yang masih hijau akan rutin dan terus kami tingkatkan, serta tim pemantau api di menara-menara yang sudah ada juga tetap aktif memantau lokasi sekitar, sehingga apabila terdeteksi ada nya api, langsung dapat segera dilakukan tindakan pemadaman,” ujar Aya.
Kedepannya, kata Aya, akan dibuat sekat bakar dan jalan mengikuti kontur yang ada.
"Selain sebagai upaya pengendalian kebakaran, juga untuk mempermudah suplai air guna kegiatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan," demikian Aya. (dende/din/jp).