PURUK CAHU - Ketua Komisi II DPRD Mura, Heriyus mengajak semua masyarakat untuk melestarikan Lomba Perahu Tradisional dan Besei Kambe sebagai warisan budaya daerah.

Hal itu disampaikannya pada penutupan Kegiatan Lomba Perahu Tradisional dan Besei Kambe, di area Danau Taman Kota Pasir Putih Desa Danau Usung, Puruk Cahu, Selasa (22/8).

Heriyus mejelaskan, jika cabang olahraga Besei Kambe merupakan salah satu lomba berupa tarik tambang mendayung saling berlawanan arah di dalam satu perahu.

"Dalam bahasa suku dayak ngaju besei artinya dayung, mendayung, pendayung dan kambe diartikan roh atau arwah nenek moyang suku dayak," terang Heriyus.

Menurutnya, lomba ini memperkenalkan dan melestarikan olahraga tradisional masyarakat Kalteng yang berasal dari cerita rakyat turun temurun tentang makhluk halus yang mendayung saling berlawanan arah.

"Sebelum permainan, peserta lomba dibagi dua regu yang masing- masing beranggotakan dua orang. Kedua regu yang akan bertanding tersebut akan saling membelakangi dengan lawan dalam satu Perahu," ujar Heriyus.

Aturan selanjutnya kata Heriyus, adalah masing- masing regu bersaing kuat- kuatan untuk mendayung perahu kedua arah yang berlawanan. 

"Regu yang terlebih dahulu melewati batas penentuan dewan juri, maka dinyatakan sebagai pemenang," ujar Heriyus.

Heriyus menyebut, Besei Kambe adalah permainan yang sangat menarik sekali yang cukup di gemari.

"Kita berharap lomba ini membawa kesan yang dalam untuk para penonton serta untuk para peserta," harapnya.

"Kita ingin mengenalkan kepada masyarakat luas tidak hanya untuk di Kalteng saja, tetapi juga untuk seluruh Indonesia bahkan manca negara yang berasal dari legenda Kalteng," tandasnya. (maya/jp).