MARTAPURA- Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kabupaten Banjar menggelar Rembuk Stunting Strategi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting melalui Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif dalam upaya percepatan penurunan stunting Kabupaten Banjar Tahun 2023, di Grand Dafam Q-Hotel Banjarbaru, Kamis (8/6).
Wakil Bupati Banjar, Habib Idrus Al Habsyie yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Banjar mengatakan, data terbaru menunjukan bahwa Kabupaten Banjar memiliki tingkat prevalensi stunting yang cukup tinggi mencapai 40,2 persen pada tahun sebelumnya.
"Meskipun telah terjadi penurunan signifikan menjadi 26,4 persen berkat upaya bersama, namun masih jauh di atas standar yang ditetapkan WHO,” ucap Habib Idrus.
Menurut Habib Idrus, untuk mengatasi permasalahan ini perlu melaksanakan dua jenis intervensi yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik bertujuan mengatasi penyebab langsung stunting sedangkan intervensi sensitif ditujukan untuk mengatasi penyebab tidak langsung yang mempengaruhi stunting.
"Penting bagi kita untuk menjalankan kedua Intervensi ini secara Konvergen, Holistik dan Integratif,” ujarnya.
Habib Idrus juga mengajak TPPS ditingkat kabupaten, kecamatan dan desa untuk bekerja secara maksimal dalam memantau dan mengawal pelaksanaan program-program penurunan stunting.
Dalam kesempatan tersebut dilaksanakan aksi komitmen dan kesepakatan bersama untuk mendukung percepatan penurunan stunting oleh Habib Idrus dan lainnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ikhwansyah, Kepala Dinsos P3AP2KB Aspihani, Kepala Bappedalitbang Hj Siti Hamidah, unsur Forkopimda, camat se-Kabupaten Banjar dan sejumlah undangan. Menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan dan BKKBN Provinsi Kalsel serta Dinsos P3AP2KB Banjar. (adv/jp).