BANJARMASIN- Ketakutan masyarakat akan kelangkaan dan kenaikan harga
sejumlah bahan pokok menjadi perhatian Wakil Rakyat “Rumah Banjar” terkhusus Komisi II yang membidangi ekonomi dan keuangan.
Karenanya, Rabu (15/3) pagi, Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan
(Kalsel) yang diketuai oleh Imam Suprastowo memanggil sejumlah Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) mitra kerjanya.
SKPD yang diundang Komisi II antara lain, Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Kalsel dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel.
Pemanggilan bertajuk rapat kerja tersebut, dikatakan Imam Suprastowo ialah
untuk mempertanyakan perkembahan harga dan stok sejumlah bahan pokok
yang dibutuhkan masyarakat Kalsel secara qqq.
"Menjelang Ramadan, kita menanyakan stok pangan. Tidak hanya itu, pada hari
raya Idul Fitri-pun juga masyarakat kita membutuhkan banyak kebutuhan bahan
pokok. Inilah yang betul-betul menjadi konsentrasi kita, yaitu ketersediaan
pangan,” ujar politisi Partai PDI Perjuangan tersebut.
Tidak menutup kemungkinan, tambahnya, melihat tahun-tahun sebelumnya
akan akan ada kenaikan harga sejumlah bahan pokok menjelang hari-hari besar, termasuk juga Ramadan dan hari raya Idul Fitri ini.
Hal tersebut menurut Imam sulit untuk dihindari, mengingat kebutuhan
masyarakat yang besar, terkadang tidak sebanding dengan stok yang tersedia, terutama untuk saat ini ia mengakui bahwa stok beras termasuk yang
mengkhawatirkan.
"Terutama perihal beras, sangat minim. Karena, beberapa daerah hasil
panennya juga belum optimal. Sampai dengan bulan Februari 2023 kemarin
data-datanya masih minim sekali untuk hasil panennya,” ungkap Imam
Suprastowo.
Selain beras, stok yang mengkhawatirkan dan berpotensi kelangkaan, diungkapkannya ialah ayam dan telur. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi, yakni
perubahan harga khusus yang disebabkan oleh mekanisme pasar. Sehingga, menurutnya harus ada perencanaan secara khusus.
Mewakili Komisi II, Imam Suprastowo berharap adanya ketersediaan sehingga
tidak ada kelangkaan dan kekurangan pasokan.
"Mengenai harga, sepanjang stok
ada, saya kira masih aman. Kalau tidak ada stok. sama saja
masyarakat kita tidak bisa berbuat apa-apa," jelasnya. (adv/ali/jp).