BARABAI- Jembatan gantung perintis ke 128 yang diberi nama Jembatan Harapan untuk masyarakat Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kini telah selesai dibangun.
Dengan menggelar selamatan (syukuran) secara terbatas yang dipimpin oleh Tokoh Agama Guru Arsyad Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Hantakan bersama Vertical Rescue Indonesia dan Yayasan Ruang Pelita Kalimantan serta masyarakat setempat, Jembatan Harapan tersebut kini diresmikan, Rabu (25/8/2021).
Roki Saputra Komandan Tim Ekspedisi Jembatan Gantung ke 128 Desa Alat HST menuturkan untuk pengerjaan jembatan, terhitung dari datangnya material sampai dengan selesai selama 10 hari pengerjaan.
"Terhitung 8 hari pengerjaan, 2 hari finishing, dan hari ini peresmian," ucapnya.
Kemudian, kendala yang tim hadapi yaitu material yang telat datang, jadi sedikit menambah waktu.
Lebih lanjut, dalam pengerjaannya, kita gunakan teknik petualang, seperti membuat deatman sebagai pancang pondasi jembatan yang biasanya kita pakai untuk melakukan evakuasi korban.
Selain itu, untuk ukuran jembatan, total bentangan 80 meter dari titik A ke titik B, tinggi 2,50 meter dari permukaan tanah, dan lebar 1,2 meter.
"Becermin dari Bencana kemarin, kita juga memperhitungkan antisipasi banjir dengan menaikkan setengah meter dari ketinggian air kemarin," tambahnya.
Retno Sulisetiyani Manager Yayasan Ruang Pelita Kalimantan menjelaskan jembatan ini adalah persembahan orang-orang baik dari seluruh Indonesia yang berdonasi di Kitabisa.com.
Kemudian, Yayasan Ruang Pelita hanya sebagai perantara penyalur bantuan sesuai yang sudah diusulkan yaitu jembatan gantung.
"Total nominal keseluruhan untuk pembuatan ini sekitar Rp 125 juta yang merupakan dana masyarakat yang terhimpun dalam kanal donasi online,"ungkapnya.
Kemudian, Aswandi selaku Kepala Desa Alat mengungkapkan rasa terimakasih kepada tim dan segenap relawan yang sudah membangun jembatan tersebut dengan bekerja tanpa pamrih siang dan malam.
Lebih lanjut, jembatan ini merupakan akses satu-satunya untuk masyarakat Desa Alat RT 02 ke RT 03 dan 04 maupun sebaliknya yang aktivitas rutinnya berkebun, sekolah, maupun kegiatan lainnya pasti memerlukan akses penyebrangan berupa jembatan harapan ini.
Sebelumnya, masyarakat menggunakan akses jembatan darurat yang dalam perkembangannya sudah sembilan kali tersapu banjir dan turun naik air.
"Alhamdulillah, kami sangat terbantu dengan adanya jembatan ini. Ditambah lagi ini merupakan akses vital masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang pasti memakai akses jembatan," tambahnya.
Lebih lanjut, sesuai dengan nama Jembatan Harapan, jembatan ini memang sangat diharapkan masyarakat yang sudah selama delapan bulan menanti adanya jembatan tersebut.
Sementara itu, jembatan tersebut secara simbolis diresmikan dengan pemotongan pita yang dipimpin oleh Tokoh Agama setempat Guru Arsyad selaku pemimpin Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Hantakan dan didampingi oleh Manager Yayasan Ruang Pelita Kalimantan dan Vertical Rescue Indonesia serta segenap unsur masyarakat.
Guru Arsyad menyampaikan manusia yang paling baik itu manusia yang paling bermanfaat bagi sesama.
"Hadirnya jembatan ini sangat dinantikan oleh masyarakat, sehingga sangat bermanfaat bagi masyarakat," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, juga digelar pemotongan nasi tumpeng dan do'a bersama agar jembatan tersebut dapat awet dan bertahan lama serta berfungsi maksimal untuk masyarakat.
"Mudah-mudahan dengan adanya jembatan ini, semua yang turut terlibat dikumpulkan oleh Allah SWT dalam Surganya. Itu ganjaran yang paling luar biasa dari Allah," tutupnya. (hen/jp).