MARABAHAN- Bupati
Batola Hj. Noormiliyani AS menaruh
keprihatinan mendalam atas capaian Kota Layak Anak (KLA), tahun 2019 Kabupaten Barito Kuala, yang menempati urutan ke-11 dari 13
kabupaten/kota se-kalsel.
“Ini betul-betul menjadikan keprihatinan bagi saya.”ucap Noormiliyani saat membuka
Rapat Koordinasi Gugus Tugas Kabupaten Kota Layak Anak (KLA) Tahun 2020 di Aula
Selidah Kantor Bupati Batola, Senin (24/02).
Sebagai wujud keprihatinan itu pula, Noormiliyani
memberikan pemikiran untuk mengintegrasikan 4 pengelolaan program nasional
berupa Sekolah Adiwiyata, Sekolah Sehat (KS), Sekolah Ramah Anak, dan Sekolah
Taat Hukum menjadi satu.
Noormiliyani berpandangan, dalam mencapai Kota Layak
Anak harus difokuskan pada satu kecamatan seperti di Kecamatan Marabahan. Di
tempat itu nantinya disediakan sekolah-sekolah yang memenuhi kriteria.
“Dari sekian sekolah itu dilakukan inventarisasi
serta dijadikan satu agar memudahkan inventarisasi serta melakukan pembinaan
dan pengelolalan,” ucapnya.
Sedangkan pihak yang melakukan pembinaan dan
pengelolaan, sebutnya, disesuaikan dengan SKPD terkait serta program dan
kegiatan yang memenuhi kriteria.
Terkait
kegiatan rakor yang dilaksanakan, Noormiliyani menyatakan, ia akan ikut
mendampingi hingga rapat berakhir. Agar keputusan yang diperoleh benar-benar
memberikan hasil yang bisa mendorong Kabupaten Batola sebagai Kota Layak Anak.
“Dalam merumuskan kegiatan kita jangan terpaku pada 4 kluster dan 24 indikator yang
ditetapkan Kementerian PPPA,
namun perlu diprioritaskan kecamatan atau desa yang sudah memiliki sekolah yang
memenuhi kriteria untuk di tindaklanjuti
menjadi KLA,” katanya.
Rakor Gugus Tugas Kabupaten Kota Layak Anak (KLA)
Tahun 2020 di ikuti
150 peserta yang berasal dari SKPD terkait, instansi vertikal, camat se-Batola,
Ketua TP-PKK Kabupaten dan Kecamatan, pimpinan puskesmas, organisasi wanita
lainnya, Forum Anak Daerah.